Rabu, 15 Oktober 2014

Tips Foto Bokeh

Berikut tips untuk mendapatkan foto bokeh dengan kamera DSLR:

  • Gunakan mode Aperture Priority(Av) atau mode Manual (M) agar dapat memilih aperture yang diinginkan.

  • Pilih setting-an aperture yang terbesar dari lensa (angka f/x terkecil, semakin kecil angka f/x maka aperture semakin besar).

  • Perhatikan jarak antara kamera dengan objek foto. Semakin dekat jarak kamera dengan objek foto maka background nya semakin blur (bokeh).

  • Pilih focal length lengsa yang paling panjang. Dengan focal length terpanjang akan memisahkan objek foto dengan background nya. Contoh: saat Anda menggunakan lensa zoom 55-250mm, pilih focal length 250mm untuk mendapatkan bokeh yang lebih bagus.

  • Gunakan lensa prime (prime lens atau fixed lens). Lensa prime merupakan lensa dengan focal length tunggal alias lensa tanpa zoom yang dapat menghasilkan foto yang lebih tajam dan kualitas optik nya lebih bagus dari lensa zoom. Lensa prime biasanya mempunyai aperture yang lebih besar sehingga bagus digunakan untuk menghasilkan foto bokeh (misal: lensa 50mm f/1.8).

Tips Fotografi makro

1. Siapkan Kamera dan Lensa
Untuk membuat sebuah foto makro saat ini sebenarnya sangatlah mudah. Jika tidak memiliki sebuah kamera DSLR, Anda juga dapat menggunakan kamera saku dan memilih mode makro pada kamera untuk mengambil foto.
Tapi jika Anda pengguna kamera DSLR, untuk membuat sebuah foto makro yang baik, Anda wajib memiliki sebuah lensa makro. Lensa makro memang dibanderol dengan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan lensa lain. Namun tidak perlu khawatir karena kini ada alternatif yang lebih murah. Anda dapat menggunakan adapter lensa makro atau extension tube tambahan untuk mengubah lensa standar menjadi sebuah lensa makro.
2. Perhatikan Pencahayaan atau Lighting
Semakin dekat lensa ke subjek, pencahayaan akan semakin minim. Untuk itu, kondisi pencahayaan di sekitar wajib diperhatikan. Pertama yang harus Anda lakukan adalah mengatur ISO serendah mungkin. Sebab pada fotografi makro, gambar yang detil dan bebas ganguan noise adalah yang utama.
Setelah mengatur ISO ke angka terendah, Anda kemudian dapat mengatur bukaan diafragma kamera ke posisi terbesar. Melakukan pengaturan diafragma akan sangat menguntungkan pada pemotretan makro dengan subjek yang tidak bergerak seperti tanaman atau produk.
Karena selain akan mendapatkan lebih banyak jumlah cahaya yang masuk, Anda juga akan mendapatkan efek bokeh (blur pada bagian belakang subjek) yang membuat foto tampil lebih artistik.
Namun jika Anda melakukan pemotretan makro ke objek bergerak seperti hewan, maka pengaturan Shutter Speed yang tepat adalah kuncinya. Karena biasanya hewan-hewan kecil seperti semut, lalat, nyamuk, belalang, kupu-kupu dan lain-lain dapat bergerak dengan cepat tanpa kita sadari, sehingga momen yang baik akan hilang begitu saja.
3. Jangan Ragu Memakai Alat Bantu
Jika Anda memotret makro untuk sebuah produk, sangat disarankan agar Anda melakukannya di dalam studio. Karena dengan menggunakan bantuan lampu studio yang dapat diatur untuk menyala secara continuos akan mempermudah Anda untuk menentukan titik fokus.
Sedangkan untuk pemotretan makro hewan atau tumbuhan yang biasa dilakukan di luar ruangan, Anda dapat menggunakan alat bantu seperti flash, atau flash khusus untuk foto makro jika kondisi pencayaan kurang mendukung. Kemudian, agar gambar yang dihasilkan dapat tetap tajam, jangan lupa gunakan sebuah tripod saat memotret.
4. Perhatikan Fokus dan Mode Metering
Misfokus atau fokus yang meleset, adalah petaka pada sebuah fotografi makro. Untuk menghindarinya, penggunaan pengaturan fokus secara manual akan lebih efektif dibandingkan dengan mode Autofocus.
Kemudian agar lebih mudah dan cepat dalam menentukan fokus di mode manual, sebaiknya Anda mengatur opsi metering kamera pada mode Spot Metering. Karena penggunaan Spot Metering akan membuat kamera menghitung metering pencahayaan hanya di area fokus yang dituju saja.

Tips membeli kamera untuk pemula



Memilih dan membeli kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) memang penuh dengan pertimbangan dan perhitungan, apalagi untuk pemula yang memiliki budget terbatas. Untuk Anda yang berkantong tebal, gampang saja tinggal memilih yang berharga mahal atau kelas tinggi. Karena di dunia fotografi, harga biasanya menggambarkan produk, jika mahal yang artinya produk tersebut memang bagus. Tapi apakah harga mahal telah sesuai dengan yang Anda butuhkan? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan membeli kamera DSLR.

Kebutuhan Membeli Kamera
Ada banyak pilihan di pasaran dengan berbagai macam varian harga dan fitur. Sebelum menentukan, pikirkan dulu tujuan anda membeli kamera DSLR, fitur apa yang penting untuk Anda. Apakah Anda ingin kesederhanaan sebuah kamera DSLR ataukah Anda tipe fotografer yang ingin mengeksplorasi semua kelebihan yang ditawarkan sebuah kamera SLR.

Perhatikan Ukuran sensor CCD atau CMOS yang digunakan untuk menangkap image. Walaupun banyak sekali variasi ukuran, namun umumnya terbagi dalam 3 kategori, yaituFullFrame, APS-C dan Four-Thirds. Bagi sebagian orang, ukuran sensor (megapiksel) tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah masuk kategori mana sensor-sensor tersebut.

Sensor
Yang membedakan ketiga macam sensor tersebut adalah Crop Factor. Bagi sebagian pengguna DLSR pemula, crop factor bukan merupakan hal utama, tapi perlu dipertimbangkan jika Anda ingin menggunakan DSLR sebagai pengganti kamera SLR lama anda. Jika sudah memiliki koleksi lensa yang mahal, ada baiknya mempertimbangkan untuk membeli DSLR Fullframe, karena jika tidak, gambar yang dihasilkan akan berbeda dengan SLR biasa.

Hal lain yg perlu diperhatikan memilih kamera DSLR adalah antishake systems. Karena gambar yang diambil pada pencahayaan kurang ataupun diambil dari jarak jauh akan rawan menjadi buram (blur) karena gerakan tangan atau kamera yang tidak disengaja.Image Stabilization ini dirancang untuk menghindari hal ini

Speed
Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah kecepatan. Baik kecepatan fokus ataupun kecepatan memotret. Kamera DSLR entry level pun memiliki kecepatan yang lebih baik daripada kamera saku high-end. Semakin mahal semakin meningkat pula kecepatannya. Hal ini diperlukan apabila Anda sering memotret objek bergerak misalnya mobil yang sedang melaju atau anda punya hobi menonton konser musik.

Ukuran dan Berat
Tidak kalah penting adalah ukuran dan berat body kamera, anda yang terbiasa dengan kamera saku tentu akan kagok atau sedikit kesulitan jika langsung menggunakan DSLR Nikon D3 misalnya. Sebaiknya dimulai dari yang berukuran compact semacam Nikon D60 atau Canon EOS 400D

Jenis Filter pada Kamera DSLR

UV Filter

Alasan utama membeli filter UV untuk semua lensa adalah sebagai perlindungan lensa. Filter UV juga bisa menjaga dari debu dan kotoran dari bagian depan lensa Anda. Filter UV berguna juga untuk mengurangi sinar ultra violet. Namun sebagian besar kamera digital memiliki kemampuan untuk mengurangi sinar UV dan inframerah. Hanya perlu diketahui ketika membeli filter UV kualitasnya yang bervariasi.
Polarizing Filter


Filter Polarizing ini berfungsi untuk menaikkan saturation, maksudnya kalau langit biru, birunya akan lebih biru kalau menggunakan filter ini. Fungsi kedua ialah membuang pantulan atau reflection pada cermin lutsinar atau air. Jadi bila orang memotret ikan dalam kolam contohnya, pantulan cahaya pada air kolam takkan kelihatan, dan dapat menjadikan gambar ikan menjadi lebih jelas. Maka filter ini bagus untuk fotografi landscape atau dalam pemotretan outdoor.
Neutral Density Filter


Filter Neutral Density adalah filter yang dapat mengurangi cahaya yang masuk ke kamera. Anda dapat membelinya pada tingkat yang berbeda, yaitu 1 stop, 2 stop, 3 stop dan lain-lain. Filter ini berguna dalam pengaturan dimana anda ingin menggunakan aperture yang lebih besar dan kecepatan rana lambat tapi dalam kondisi yang terang. Dalam keadaan darurat anda bisa menggunakan filter polarisasi, dalam kondisi seperti itu juga mengurangi cahaya masuk ke lensa dengan cara yang sama.
IR Filter


IR Filter adalah singkatan dari Infra Red atau Infra merah, cahaya yang memiliki frekuensi lebih rendah daripada cahaya merah. Apabila filter UV bersifat menahan cahaya UV dan meneruskan cahaya lain, filter IR justru meneruskan hanya cahaya Infra Merah dan menahan spektrum cahaya yang lain. Pada dasarnya, sensor kamera dirancang untuk tidak sensitif terhadap cahaya IR, oleh karena itu penggunaan filter IR menyebabkan perlunya pencahayaan dalam waktu lama (shutter speed lambat).
Pada kamera digital, akan lebih mudah melakukan pemotretan IR jika menggunakan kamera yang dimodifikasi khusus untuk itu.
Filter Artistic atau Warna


Filter warna memberikan nuansa warna yang biasanya dihubungkan dengan mood tertentu, misalnya warna biru memberikan kesan dingin, sedangkan warna orange akan memberi kesan hangat. Filter kuning akan meningkatkan kontras pada warna langit & awan. Namun saat ini, nuansa warna tersebut dapat ditambahkan melalui proses olah digital sehingga filter warna sudah jarang digunakan.

Selasa, 14 Oktober 2014

Tips Foto Levitasi menggunakan kamera DSLR

Saat ini sedang lagi nge-trend dalam dunia fotografi digital, untuk menghasilkan foto2 dan gambar yang luar biasa dan aneh, yang bisa membuat orang2 yang melihat foto tersebut untuk berpikir “gila, gimana caranya foto kayak gitu ya?!!”. Salah satu cara yang terbaik untuk mencapai hal tersebut tentunya adalah dengan cara memotret seorang model atau objek yang lagi terbang atau mengambang di udara. Teknik inilah yang disebut dengan teknik foto levitasi, dan kita akan diskusikan lebih lanjut cara2 untuk menciptakannya.
Cara yang paling gampang dan paling simpel untuk mendapatkan foto levitasi adalah dengan cara merekam gambar pada saat objek melompat setinggi mungkin. Tapi pastikan anda telah mengatur kecepatan tinggi pada kamera anda. Shutter speed yang bagus untuk menangkap momen lompat adalah sekitar 1/200 – 1/1000. Jika kamera digital dslr anda punya mode “sport”, aktifkan mode tersebut dan kamera akan secara otomatis mengatur kecepatan bukaan secepat mungkin untuk pencahayaan pada saat itu. Jika anda tidak dapat mencapai kecepatan yang cukup, anda mungkin harus menambah ISO anda, atau membuka diafragma, ataupun menambah cahaya yang jatuh ke objek.
Jangan lupa untuk merubah sistem fokus menjadi manual, terutama jika objek akan melompat searah atau menjauh dari kamera, karena ini akan mengakibatkan miss-focus. Untuk belajar lebih lanjut tentang manual fokus

Teknik Foto kamera DSLR

Depth of field (ruang tajam)

DOF (Depth of field) terbagi dua macam yaitu DOF Luas dan Dof Sempit

Hal-hal yang mempengaruhi DOF:
  • Jarak pemotretan      (jauh=luas, dekat=sempit)
  • Bukaan diafragma       (kecil=luas, besar=sempit)
  • Jarak fokus lensa       (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
Jadi sistemnya : Semakin Besar bukaan diafragma, semakin sempit objek yg ditangkap. (Dof sempit)
tapi jika bukaan diafragmanya Semakin Kecil maka semakin luaslah objek yg dihasilkannya.(Dof Luas)

Slow montion & stop action
  • Slow Montion: salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
  • Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih. 
Panning 

Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto.
Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik.
Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Untuk mendapatkan foto panning secara maksimal; dengan speed rendah (8-60), dan pakailah tripod (kaki tiga). 

Blub

Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.